ini-detik - Menjelang usia senja, seseorang akan semakin lemah dan rentan terkena penyakit. Hal ini disebabkan oleh menurunnya sistem imun, daya tahan tubuh, dan fungsi organ para lansia yang menyebabkan tubuh menjadi mudah terserang penyakit.
Salah satu penyakit yang harus diwaspadai ialah infeksi. Infeksi
bisa terjadi pada tubuh karena beberapa hal, salah satunya karena virus
atau bakteri. Virus inilah yang akan mengendap dalam tubuh dan
menyebabkan berbagai penyakit.
Dalam kasus orang dengan usia lanjut, kemungkinan terserang infeksi
jadi lebih besar, terkait dengan menurunnya kinerja organ tubuh yang
seharusnya melindungi tubuh dari infeksi. Salah satu bentuk infeksi yang
berbahaya bagi lansia ialah Herpes Zoster.
Herpes Zoster adalah bentuk infeksi pada bagian-bagian badan
tertentu,rata-rata hanya salah satu bagian tubuh, yang kemudian
menimbulkan gejala lain yang membahayakan. Herpes Zoster, dari segala
kasus yang diteliti, ternyata bisa mengenai bagian mata seorang
manusia.
Herpes Zoster yang melibatkan daerah sekitar mata disebut Herpes
Zoster Oftalmika (HZO). HZO merupakan reaktivasi dari virus Herpes
Zostwe yang melibatkan syaraf kranial V (N V. 1). HZO umumnya menyerang
orang berusia lanjut yang memiliki daya imunitas yang rendah.
"Selain daya imunitas yang rendah, penderita gangguan imun
(Immunosenesense) dan pengidap HIV juga bisa terkena penyakit ini," kata
dr Lukman Edwar, SpM (K), Konsultan infeksi imunologi Dept. Mata FKUI
RSCM pada seminar "Waspada Herpes Zoster pada Mata" yang diselenggarakan
oleh Merck Sharp & Dhome di Jakarta, 10 Desember 2014.
Lukman kemudian menjelaskan, HZO dalam studi kasus terparah bisa
menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan pada penderitanya.
Gejala awal dari HZO biasanya diawali dengan demam, rasa tak nyaman di
sekitar mata (kebas dan kaku), ruam pada permukaan kulit, lalu muncul
benjolan-benjolan yang nantinya mengeluarkan cairan dan pada akhirnya
akan menciptakan krusta (koreng) di permukaan kulit. "Benjolan kecil
yang menjadi krusta itu akan hilang sendiri dalam waktu 2-6 minggu,"
kata Lukman.
Dalam presentasinya, Lukman menerangkan bahwa gambaran klinik yang
dapat terjadi pada mata adalah adanya pembengkakan yang disertai
peradangan pada mata. "Jika sudah melibatkan konjungtiva, makan
penderita akan sering mengalami merah pada mata dan berair, dan lama
kelamaan akan mengganggu kerja organ mata," katanya.
Selanjutnya, Lukman menjelaskan penanganan terhadap HZO dapat
dilakukan dengan bantuan tenaga medis spesialis mata, salah satunya
dengan melakukan terapi antibakteri yang bisa mengurangi gejala HZO
tersebut. "Dokter spesialis mata bisa bekerja sama dengan beberapa
spesialis lainnya, seperti spesialis kulit, penyakit dalam, atau bila
diperlukan, spesialis anestesi (klinik nyeri) apabila pasien merasakan
nyeri.
Namun Lukman sangat merekomendasikan adanya vaksinasi yang
diberikan pada orang berusia lanjut agar kemungkinan terkena HZO semakin
mengecil dan berkurang. Dan yang terpenting, menurut Lukman, ialah
menjaga kesehatan tubuh dan mata agar HZO tidak hinggap di tubuh kita.
sumber: Viva.co.id
sumber: Viva.co.id

