1. Cara Memandang Permasalahan
Sebenarnya apakah bos yang terlalu banyak menyuruh itu sebuah kesalahan atau tidak, tergantung dari bagaimana Anda memandangnya. Jika permintaan tersebut masih bisa ditolerir karena menyangkut kesempurnaan pekerjaan mungkin itu masih diterima. Namun jika ia kerap menyuruh di luar konteks pekerjaan seperti menjemput anak, membereskan meja, dan lain-lain tentu saja Anda harus bersikap. Namun sebagian orang merasa nyaman saja karena hal tersebut membuatnya terlihat seperti anak buah kesayangan. Anda termasuk yang mana?
2. Complain dengan Cara Halus
Bila memang ulah bos sudah keterlaluan, tentu Anda harus menentukan sikap. Jika Anda bukan tipe orang yang berani konfrontasi langsung lakukanlah pendekatan secara halus. Misalnya dengan mendiskusikannya. Ahli karir Scarborough Civitelli menyarankan agar Anda membicarakannya dengan kalimat seperti ini, "Aku ingin sekali menjadi orang yang banyak membantu tapi aku pikir kita memiliki ekspektasi yang berbeda. Bisa tidak kita mendiskusikannya sehingga kita bisa sinkron mengenai detail pekerjaanku," kata Scarborough.
Kemudian Scarborough juga mengingatkan jika semakin Anda bersikap ramah dan tidak emosional, percakapan mengenai suruh menyuruh ini akan menjadi semakin baik. Jika dari diskusi tersebut tidak ada jalan keluar, mulailah berpikir untuk mencari pekerjaan baru.
3. Siapkan Rencana B
Sebagian pekerja tidak memiliki nyali untuk membicarakan hal seperti ini langsung dengan si bos karena takut kehilangan pekerjaan. Jika Anda memutuskan untuk sama sekali tidak menyinggungnya, siapkanlah rencana cadangan agar setidaknya suruhan bisa berkurang. Rencanalah strategi agar hal itu tak terulang lagi. Misalnya dengan mengajukan diri untuk transfer ke divisi lain.
4. Tulis
Setelah mencurahkan segala keluh kesah dengan bos, lanjutkan langkah berikutnya dengan mengingatkannya melalui email. Scarborough menyarankan jika dengan mendokumentasikan percakapan, Anda bisa selalu mengungkit tentang perjanjian itu jika sewaktu-waktu ia kembali berulah. Berikan pula catatan yang berbunyi 'Ini yang aku tangkap dari diskusi tadi tentang apa yang seharusnya aku lakukan. Jika ada yang kurang atau salah artikan, tolong bilang saja.'
5. Minta Pendapat
Terkadang bos juga kurang sadar jika mereka sudah kelewatan batas sehingga penting bagi Anda untuk menyampaikannya. Bila sungkan untuk menyatakan secara langsung, libatkan saja orang ketiga, misalnya saja mantan bos yang dekat dengan Anda secara personal. Anda tidak perlu menceritakan semua hal namun minta saja pendapatnya tentang kapan dan bagaimana Anda harus benar-benar bertindak. Atau langsung saja bicarakan dengan HRD.
6. Pahami Perbedaan Budaya
Di beberapa kebudayaan suruhan yang terlihat kelewatan bisa menjadi sebuah hal biasa sehingga tergantung dari kebiasaan masing-masing budaya. Steven Yeong, perekrut asal Singapura mengatakan hal ini sering terjadi namun biasanya para karyawan lebih memilih mundur daripada mendiskusikannya. Tapi berbeda dengan di Perancis yang memiliki batasan lebih jelas. Jadi pastikan jika Anda mengetahui budaya perusahaan.
7. Percaya Insting
Percaya lah dengan naluri. Jika menurut Anda hal tersebut merupakan sebuah masalah hindari menunda untuk menyelesaikannya. "Menunggu-nunggu mendiskusikan hanya akan menambah Anda marah dan frustasi, itu bisa meledak sewaktu-waktu. Untuk itu, penting untuk langsung dikomunikasikan." saran Dr Lorraine Tilbury, seorang founder firma asal Perancis.
demikianlah 7 Cara Ampuh Menghadapi Bos yang Terlalu Sering Menyuruh-nyuruh, semoga bermanfaat

