Banyuwangi
- Gandrung adalah nama salah satu tarian tradisional khas Banyuwangi, Jawa
Timur. Sore ini, 1.200 gadis Banyuwangi menari Gandrung massal di pesisir
Pantai Boom. Meriah!
Festival
Gandrung Sewu kembali digelar di Pantai Boom, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Ini adalah kali ketiga festival tersebut digelar. detikTravel menyaksikan
Gandrung Sewu di Pantai Boom, Sabtu (29/11/2014).
"Gandrung
Sewu bukan sekadar tari kolosal, tapi bagian dari konsolidasi budaya karena
anak-anak hadir dari berbagai pelosok Banyuwangi," tutur Bupati Banyuwangi
Abdullah Azwar Anas saat pembukaan festival.
Gandrung
sendiri merupakan tari khas Banyuwangi yang berintikan rasa syukur terhadap
karunia Tuhan YME. Tari Gandrung tahun lalu ditetapkan sebagai 'Warisan Budaya
Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sebanyak
1.200 gadis dari 24 kecamatan di Banyuwangi menari bersama dengan latar
belakang Selat Bali. Pertunjukan kolosal ini diawali dengan munculnya beberapa
lelaki yang membawa penjor. Ceritanya, mereka adalah mantan prajurit Blambangan
yang tengah berusaha mengumpulkan rekan-rekan seperjuangannya di masa lalu.
Setelah
terkumpul beberapa orang, mereka menasbihkan diri sebagai Gandrung Marsan
(Gandrung laki-laki). Kemunculan Gandrung Marsan ini tepat pada masa
pemerintahan bupati ke-5 Banyuwangi, yakni Bupati Pringgokusumo.
Pada
awalnya, penari Gandrung memang dibawakan seorang laki-laki atau yang biasa
disebut Gandrung Marsan. Lambat laun Gandrung berkembang dan lebih banyak
dibawakan perempuan. Penari Gandrung perempuan pertama adalah Gandrung Semi.
Dalam
pertunjukan kali ini, adegan munculnya Gandrung Semi diikuti ribuan penari
gandrung berkostum merah yang menghambur dari berbagai arah dan kemudian
menyatu di satu titik.

